Jakarta - Ratusan sopir dari Forum Komunikasi Masyarakat Penyelenggara Angkutan Umum (FK-MPAU) berunjuk rasa di depan Istana Merdeka. Mereka menuntut ditutupnya aplikasi angkutan umum berbasis online.
Sekitar 200 massa aksi yang terdiri dari gabungan antara supir angkot dan bajaj unjuk rasa di depan Monas, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Maret (22/3/2016). Beberapa sopir dari atas mobil komando mulai berorasi.
Ada beberapa tulisan yang terpasang di kendaraan mereka, di antaranya 'Aplikasi Gojek Hapus dan Uber Tutup', 'Tertibkan Transportasi Ilegal'.
"Tutup aplikasi online, cabut surat edaran BTSP," kata salah satu sopir angkutan umum dari mobil komando.
Mereka menuntut dicabutnya surat edaran BTSP No 3460-1.818, lalu meminta penangkapan dan pengandangan armada dihentikan, memberantas transportasi ilegal, serta merevisi aturan Perda No 5 tahun 2014.
"Nanti mereka ada yang masuk ke Istana untuk mengajukan penuntutan," kata Kapolres Jakarta Pusat Hendro Pandowo.
Tak lama mereka berorasi, kini massa aksi berjalan long march menuju Balai Kota. Sementara angkutan yang mereka bawa diparkir di dalam Monas.
"Jumlah mobil angkot, KWK, bajai ada sekitar
Sebanyak 1.400 orang aparat dari unit Sabhara, Brimob, Polres, Satpol PP, TNI dikerahkan untuk mengamankan aksi di sekitar Monas. Menurut Hendro, hingga kini belum ada imbauan pengalihan arus lalu lintas.
"Jumlah mobil angkot KWK, bajai, ada 1.603 yang di dalam Monas. Sekitar Kemkominfo ada 300 taksi. Pengamanan, 1.400 personel seluruhnya di sekitar Monas. Brimob, Sabhara, Polres, Satpol PP, TNI. Belum ada imbauan pengalihan arus," ujar Hendro. (hri/hri)